UMKM Randusari Boyolali: Jajanan Tradisional yang Menjaga Cita Rasa Lokal

Desa Randusari di Kabupaten Boyolali merupakan salah satu wilayah yang memiliki berbagai kuliner khas yang terus dijaga dan dikembangkan oleh masyarakat setempat melalui berbagai usaha kecil. UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di desa ini berkembang berkat inisiatif masyarakat dalam menciptakan produk kuliner yang sederhana, tetapi tetap memiliki cita rasa lokal dan harga yang ramah di kantong. Di balik kesederhanaan itu, tersimpan warisan rasa yang diturunkan dari generasi ke generasi. Jajanan yang dijual pun tidak hanya memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga menjadi identitas kuliner yang melekat kuat di tengah kehidupan warga Randusari.

Salah satu jajanan yang cukup digemari adalah sempol—olahan dari campuran daging ayam dan tepung yang dibentuk memanjang, ditusuk seperti sate, lalu digoreng hingga berwarna keemasan. Teksturnya yang kenyal dan rasa gurihnya membuat makanan ini digemari oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Penjual sempol bisa dengan mudah dijumpai di sekitar sekolah, di pinggir jalan, hingga di warung-warung kecil desa. Selain digemari karena rasanya yang nikmat, sempol juga mudah dibuat dan tidak memerlukan modal besar, menjadikannya pilihan usaha yang menarik bagi warga lokal.


Tak kalah menarik, jajanan lain yang banyak tersebar di Randusari adalah some. Nama ini mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Pada dasarnya, some merupakan sebutan khas Boyolali untuk jajanan yang mirip dengan pentol. Bentuknya bisa bulat maupun kotak, dan ada pula varian some tahu—tahu yang diisi adonan daging atau pati yang kenyal. Isian dari some biasanya terdiri dari campuran pati, jamur, daging ayam, dan telur. Jajanan ini bisa dinikmati dengan kuah hangat ataupun digoreng dengan tambahan sambal atau kecap. Keanekaragaman cara penyajiannya membuat some fleksibel sebagai camilan di berbagai suasana.

Kehadiran sempol dan some membuktikan bahwa kekuatan ekonomi desa tidak selalu berasal dari hal-hal besar, melainkan dari upaya kecil yang konsisten. Di Randusari, usaha kuliner rumahan menjadi ruang bagi warga untuk berkreasi, menjaga resep turun-temurun, sekaligus mencari penghasilan tambahan. UMKM di desa ini bukan hanya menjadi sumber nafkah, tetapi juga menjadi jembatan untuk merawat budaya dan membangun kebersamaan di tengah kehidupan bermasyarakat. Dengan langkah sederhana yang terus dijaga, warga Randusari membangun kemandirian dan memperkuat identitas lokal yang tidak lekang oleh waktu. 





Oleh: Mia Nurul. J. (Mahasiswa KKN-PPM UGM Teras Selaras Periode II Tahun 2025 Subunit Desa Randusari) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM)

KEGIATAN KEPALA DESA

Peresmian Gedung Serbaguna (GSG) Cemara Desa Randusari